Manusia adalah gabungan Akal dan Hawa Nafsu

Manusia adalah gabungan Akal dan Hawa Nafsu

Bahwa meskipun hawa nafsu mempunyai daya yang sangat kuat dan berpevan aktif serta efektif dalam kehidupan manusia, tapi kehendaknya untuk menyempurnakan, mematangkan dan menonjolkan peran akal tidak pernah terampas. Hal itu disebabkan oleh karena manusia terdiri dari akal dan hawa nafsu.

Manusia selalu berada dalam tarik-menarik kedua faktor ini. Fluktuasi keduanya berakibat langsung pada manusia. Semuanya, sebenarnya, bergantung pada manusianya sendin dalam sejauh mana mengfungsikan atau medisfungsikan akal dalam kehidupannya.

Manusia berbeda sekali dengan binatang. Binatang tidak mempunyai akal yang bisa mengatur dunianya; langkah-langkahnya secara total dikemudikan oleh hawa nafsu. la sepenuhnya tunduk padanya dan sikapnya termanifestasi melalui faktor hawa nafsu saja.

Imam Ali as berkata: “Allah menganugerahkan akal yang tak berunsur syahwat kepada inalaikat, syahwat tanpa unsur akal pada binatang, dan keduanya (akal dau syahwat) kepada anak cucu Adam. Karenanya, siapa yang akalnya bisa mengalahkan syahwatnya, maka dia lebih baik daripada malaikat dan siapa yang syahwatnya mengalahkan akalnya, maka dia lebih buruk daripada binatang.”

4 Responses to Manusia adalah gabungan Akal dan Hawa Nafsu

  1. Anonim says:

    Subhanallah, kutipan yang menarik,,,

  2. Anonim says:

    Dalam Al Qur’an ada tiga tipe orang terhadap akalnya: orang-orang berakal, tidak berakal, kurang akal. orang berakal adalah orang yang mengunakan akal pada tempatnya. Tidak berakal adalah orang yang mengikuti orang lain saja tanpa mengunakan akal (takliq istilah agamanya): kebanyakan negatif tetapi bisa positif yakni ketika menanggapi masalah perpindahan kiblat. Kurang akal adalah orang-orang yang berakal yaang menyalagunakan akalnya, tidak mempunyai dalil yang kuat, mengakal-akali, orang pintar yang tak memiliki pola ilahiyah, jadi kurang akal adalah grup orang yang berakal dengan “arah” yang berbeda bertolak belakang dengan orang berakal.
    Hawa nafsu adalah dorangan yang bisa diarahkan akal. Hawa nafsu ditangan orang berakal memiliki efek ppositif dan sebaliknya.
    Marilah untuk mengunakan terminologi-terminologi Al Qur’an bukan terminologi-terminologi di luar Al Qur’an.

  3. Anonim says:

    makasih… jadikan renungan agar kita termasuk org yg berakal

  4. John says:

    artikel menarik , Afra

Tinggalkan Komentar