Mengenal Mulla Shadra dan Filsafat Hikmah Muta’aliyyah

Mengenal Mulla Shadra dan Filsafat Hikmah Muta’aliyyah

Mulla Shadra adalah salah seorang pemikir besar dalam Islam yang lahir di Persia, demikian juga dia adalah salah satu di antara empat pendiri madzhab filsafat islam, yaitu al-hikmah al-muta`aliyah atau kerap diartikan dengan teosofi transendetal.

Mengenal Mulla Shadra dan Filsafat Hikmah Muta'aliyyahSebelum mengulas lebih banyak mengenai filsafat al-hikmah al-muta`aliyah ini, dirasa perlu kiranya untuk membicarakan background yang melatarbelakangi lahirnya seorang pemikir besar abad 17 ini.

Pada mulanya Persia merupakan sebuah negara, sebelum Islam masuk, yang tidak dimasuki kristensisasi. Meskipun agama yang dianut mayoritas adalah Zoroaster dan Majusi, namun proses hellenisasi telah memasuki dunia mereka lebih awal, terutamanya Jundisapur sebagai pusat hellenisasi. Di sinilah letak perbedaan antara Persia dengan Negara jajahan Kristen lain, dimana Negara lain mendapat pengaruh hellenisasi setelah mereka mendapatkan kristenisasi.

Sejak Islam memasuki Persia, negara ini dikenal banyak menghasilkan para ilmuan yang ahli dalam bidang filsafat dan sains. Banyak di antara mereka yang menjadi pemikir besar yang mempunyai banyak pengaruh dalam dunia Islam, filsafat dan sains.

Pada masa dinasti Syafawi (1501-1786), ada beberapa kota besar yang merupakan pusat kebudayaan dan pengetahuan, tak terkecuali Syiraz. Di sinilah Mulla Shadra lahir pada tahun 1571M. Syiraz termasuk wilayah Persepolis. Di kota inilah banyak para ilmuan Islam dalam bidang filsafat dan sains bermunculan. Jika dihitung sejak sebelum dinasti Syafawi berkuasa, mereka menikmati transfer keilmuan di kota ini selama hampir dua abad. Di samping itu, kota Syiraz juga mendapatkan banyak pengaruh, agaknya, dari seorang mistikus agung, Ibn Manshur Al-Hallaj. Karena itulah kota Syiraz juga kerap disebut sebagai ‘the tower of mystic’ atau pilar para sufi.

Konon, Shadra lahir di kota Syiraz ini pada tahun 1571. Dia merupakan anak dari salah seorang penguasa pada masa itu, yakni Khwajah Ibrahim ibn Yahya al-Qawami. Nama yang diberikan pada mulanya adalah Shadruddin Muhammad, namun kemudian dia kerap dipanggil dengan Shadruddin atau Shadra. Kota Syiraz adalah tempat pertama di mana Shadra mendapatkan pendidikannya di samping pendidikan dari keluarganya. Namun pada tahun 1577, oleh karena pusat pemerintahan pindah ke Qaswin, orang tua Shadra juga turut berimigran sehingga kemudian Shadra melanjutkan pendidikannya di sini.

Di Qaswin inilah, Shadra mulai kenal dengan beberapa tokoh pemikir besar pada masa itu. Sebagaimana Syiraz, Qaswin juga merupakan kota pusat yang tidak kalah dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan peradabannya. Di samping itu, oleh karena pusat pemerintahan berpindah ke sini, tak ayal, pusat peradaban-pun ikut berpindah. Sehingga banyak para pencari ilmu, karena hal ini menjadi budaya kala itu, turut memenuhi kota Qaswin untuk menempuh ilmu dengan berpindah menuju kota ini.

Guru Pertama Mulla Shadra adalah Baqir Muhammad Astarabadi (w.1631) atau kerap dipanggil dengan sebutan Mir Damad. Mir Damad lahir di Astarabad, kemudian besar di Masyhad. Orang-orang mengenalnya sebagai seorang filsuf, selain itu dia juga dikenal sebagai seorang sufi. Keistimewaannya adalah penggabungan yang dia lakukan antara filsafat Aristoteles serta Neo-Platonisme yang diambil dari para sufi sebelumnya. Mir Damad kerap disebut sebagai peletak dasar filsafat Islam madzhab Isfahan. Dia mendapat banyak pengaruh dari Suhrawardi dalam filsafat iluminasionisnya, dan oleh karena itulah ia juga kerap disebut sebagai guru ketiga setelah Aristoteles dan Al-Farabi.

Dari Mir Damad, Shadra banyak mempelajari ilmu-ilmu rasional (al-ulum al-aqliyyah) serta filsafat peripatetik Ibn Shina dan iluminasionistik Suhrawardi dengan Kitab yang dikarang oleh Mir Damad sendiri, yaitu al-Qabasat. Dalam buku kecilnya yang berjudul Gerbang Kearifan, Prof. Mulyadhi Kartanegara bahkan menyebutkan bahwa sebenarnya Mulla Shadra masih termasuk golongan dari filsafat madzhab Isfahan yang didirikan oleh Mir Damad. Tetapi oleh karena Mulla Shadra mempunyai beberapa perbedaan dalam ajaran filsafatnya, maka para sejarawan kerap menyendirikannya dengan suatu aliran, yakni teosofi transendental.

Guru Kedua dari Mulla Shadra adalah Mir Abul Qasim Findiriski. Beliau dikenal dengan kehliannya dalam bidang tasawwuf dan filsafat. Darinya, Shadra belajar banyak tentang filsafat peripatetik dan tasawwuf. Mir Abul Qasim Findriski juga dikenal banyak membantu Mir Damad dalam pelajarannya.

Guru Ketiga Shadra adalah Baha` al-Din Muhammad al-Amili (953 – 1030 atau 1031 H), lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Baha`i. Beliau dikenal tidak hanya sebagai filsuf, tapi juga dikenal keahliannya dalam Ilmu Kalam, seorang hakim, penyair, arsitek dan ahli matematika. Darinya, Shadra banyak belajar mengenai Ilmu Tafsir, Hadis dan Fiqh.

Dari kota Qaswin, Shadra berpindah menuju Isfahan mengikuti gurunya. Di sini Shadra belajar dan mendalami ilmunya selama kurang dari sepuluh tahun. Setelah itu, Shadra meninggalkan Isfahan oleh karena perlawanan dari kaum Akhbariyyun yang sangat literal dalam memahami agama. Namun ada perbedaan pendapat tentang Kota tujuan Shadra berikutnya. Ada yang mengatakan dia kembali ke Syiraz dan ada yang mengatakan dia menyendiri di Kahak. Oleh karena ketekunan ibadahnya, pada saat itu Shadra bermimpi dan mendapat petunjuk dari mimpi itu sebagai jawaban atas pertanyaannya tentang kenapa orang-orang kerap mengkafirkannya. Di mimpi bertemu dengan gurunya, Mir Damad dan dia menjawab bahwa “mereka tidak mengkafirkanku karena aku menjelaskan dan menulis sedangkan engkau hanya menjelaskan dan tidak menulis”. Sejak itulah, Shadra mulai menulis berbagai karangan besarnya, terutama Al-Asfar al-Arba`ah.

Filsafat Teosofi Transendental

Aliran al-hikmah al-muta`aliyah merupakan hasil sintesa dari tiga aliran filsafat Islam yang lain, yaitu al-masya`i (peripatetik), al-`irfani (tasawwuf) dan al-isyraqi (iluminasionistik). Dari segi epistemologis, filsafat teosofi transendental ini tidak jauh berbeda dari filsafat irfani. Sebagaimana filsafat irfani, filsafat teosofi transendental percaya tidak hanya pada akal-diskursif tapi juga pengalaman batin. Tentunya dari sini pula bisa dikatakan bahwa kebenaran bisa didapat dari pengalaman batin yang bisa dimasukkan dalam akal-diskursif.

Seperti para sufi juga, Mulla Shadra berargumen tentang ittihad al-aql wa al-ma`qul (bersatunya antara akal yang memikirkan dan yang dipikirkan). Hal demikian adalah karena yang dipikirkan tidak mungkin secara rasional ada tanpa ada yang memikirkan. Ma`qul (yang dipikirkan) akan hendak terputus hubungannya dengan `Aqil (yang memikirkan) jika dipandang sama sekali lain daripada dirinya. Atau lebih gamblangnya, yang berpikir tidak lain daripada yang dipikirkan. Antara yang berpikir dan sasarannya tidak lain adalah dirinya sendiri.

Demikian adalah epistemologi filsafat al-hikmah (demikian juga sebutan lain dari al-hikmah al-muta`aliyah). Sekarang kita melangkah ke pembahasan berikutnya, yakni ontologi filsafat al-hikmah. Dalam pembahasan ontologi ini, agaknya perlu diutamakan argumen Shadra tentang ishalat al-wujud atau wujud yang utama. Berbeda dengan Suhrawardi yang mengatakan bahwa yang utama adalah esensi (mahiyyah), Shadra mengatakan bahwa yang real dan utama adalah eksistensi (karena itulah, filsafat Mulla Shadra kerap juga disebut sebagai filsafat eksistensialisme Islam). Yang real adalah yang sebenarnya, sedangkan esensi atau mahiyyah hanya ada pada alam pikiran, dan sampai kapanpun ia tidak akan pernah nyata.

“Betul bahwa apa yang kita pahami (mafhum atau konsep) tentang wujud itu memang adalah esensi. Tetapi yang kami maksud di sini adalah wujud sejati dan bukan hanya konsep atau pemahaman kita tentang wujud. Karena kalau itu yang dimaksud, maka ia adalah esensi yang hanya ada dalam alam pikiran (adzhan) dan bukan realitas sejati (a`yan), wujud sejati bukan esensi atau pemahaman tentang wujud melainkan wujud itu sendiri”

Kutipan di atas adalah kritik yang dijulurkan oleh Mulla Shadra dalam menanggapi filsafat iluminasionis yang didirikan oleh Suhrawardi al-Maqtul. Ukuran yang dipakai Mulla Shadra bahwa sesuatu tersebut real atau tidak adalah dengan menggunakan ukuran empiris.

Sesuatu yang wujud dan real itu tidak ber-urgensi untuk dibuktikan. Karena ia dengan sendirinya telah terbuktrikan (self-evident atau badihi), karena sebelum kita mengatakan bahwa sesuatu (apa saja itu) wujud, kita harus (secara otomatis) mengetahui dan meyakini bahwa sesuatu itu ada yang tidak merujuk kepada apapun kecuali kepada dirinya sendiri.

Selanjutnya mari kita lihat konsep Shadra tentang wahdat al-wujud. Konsep ini merupakan pengaruh yang didapat oleh Shadra dari Ibnu Arabi. Tapi pada hakikatnya ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Konsep wahdat al-wujud ini, kira-kira bisa digambarkan demikian; bahwa merujuk pada apapun itu, entah Tuhan atau sebutir pasir, wujud tetaplah satu. Memang berbeda antara keduanya, yang membedakannya hanyalah degradasi atau level wujudnya. Hal demikian agaknya sama dengan konsep cahaya dalam madzhab iluminasionistik oleh Suhrawardi. Mungkin saja yang demikian tadi adalah pengaruh filsafat yang diterima Shadra dari gurunya, Mir Damad dan Mir Fandiriski. Bahwa cahaya pada dasarnya adalah satu dan semakin jauh cahaya itu dari sumbernya maka semakin tidak murni. Demikian halnya dengan wujud alam semesta, bahwa semakin ia jauh semakin ia berdegradasi rendah.

Konsep yang demikian tersebut dinamakan dengan tasykik al-wujud atau degradasi wujud (Fazlur Rahman mengartikannya sebagai ambiguitas sistemik). Tasykik al-wujud di sini agaknya mirip dengan konsep Ibnu Arabi tentang Ahadiyyah dan Wahidiyyah, di mana selain mempunyai wujud tunggal ia sekaligus berdegradasi dan banyak. Hal inilah yang kerap disebut sebagai ‘the inclusive unity’.

Konsep tasykik al-wujud ini banyak diungkapkan oleh Shadra dalam kitabnya Al-Hikmah Al-Muta`aliyah fi Al-Asfar Al-Arba`ah atau yang sering disebut Al-Asfar Al-Arba`ah. Dalam kitab ini beliau menjelaskan empat tahap spiritual yang musti dilalui setiap orang untuk menuju kesempurnaan atau dengan bahasa lain untuk mencapai degradasi wujud yang tertinggi.

Secara umum dia mengatakan bahwa wujud terbagi menjadi tiga, yaitu, Materi, Non-Materi dan Tuhan. Alam sendiri dibagi menjadi tiga, yakni, Pertama, Alam Mulk atau alam materi. Di alam ini dijumpai berbagai benda yang berwujud dan berwarna yang tergantung waktu dan tempat. Material yang terkait dengan waktu adalah diidentikkan dengan rusak, karena memang demikianlah sifat materi alam mulk itu sendiri, semakin lama waktu yang dilalui suatu benda semakin ia mendekati kerusakannya. Alam ini merupakan degradasi paling rendah dari yang lain. Semakin mendekati ketinggian, semakin spiritual dan semakin murni ia.

Selanjutnya yang kedua adalah Alam Malakut. Di alam ini tidak di kenal ruang dan waktu, karena itulah tiada batas di dalamnya. Di sini akan ditemukan berbagai form atau bentuk, dengan berbagai macam warna memang. Tapi itu semua tidak terikat waktu ataupun tempat. Oleh karena alam ini berada di antara dua alam, yakni alam Mulk (Materi) dan alam Jabarut (Spiritual Murni) maka ia kerap juga dijuluki dengan sebutan alam Barzakh. Barzakh disini bukan seperti yang banyak digambarkan orang mengenai siksa kubur dan berbagai hal yang menakutkan, bukan hanya itu saja, tetapi di sini juga terdapat berbagai kebaikan dan keindahan. Contoh singkat dalam menggambarkan alam ini adalah alam mimpi yang kerap kita rasakan dan kita lihat. Kurang lebih demikianlah gambaran alam malakut atau alam Barzakh ini. Yang ketiga adalah Alam Jabarut atau alam spiritual murni yang terlepas dari waktu dan tempat dan bahkan form dan warna.

Al-Asfar Al-Arba`ah yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Empat Perjalanan adalah proses yang ditempuh seseorang dalam menapaki perjalanan untuk menuju kesempurnaan, adapun empat perjalanan tersebut yaitu:

1. Al-Safar min al-Khalq ila al-Haqq (Perjalanan dari makhluk menuju al-Haqq)
2. Al-Safar fi al-Haqq ma`a al-Haqq (Perjalanan bersama dan di dalam al-Haqq)
3. Al-Safar min al-Haqq ila al-Khalq bi al-Haqq (Perjalanan dari al-Haqq menuju Makhluk dengan disertai al-Haqq)
4. Al-Safar fi al-Khalq bi al-Haqq (Perjalanan di dalam Makhluk dengan al-Haqq)

Satu hal yang menarik dan khas berasal dari Mulla Shadra adalah konsep ‘al-harakah al-jauhariyyah’ atau trans-substantial movement (gerak atau perubahan trans-substansi). Dalam konsep ini, dia memaksudkan bahwa perubahan terjadi bukan hanya pada level aksidental tapi juga substansial. Dengan kata lain, bahwa bahkan perubahan pada level aksidental itu terjadi oleh karena perubahan yang lebih awal terjadi dahulu pada level substansial. Dari konsepnya yang ini, Shadra juga cakap kiranya disebut sebagai filsuf proses. Jika di Barat kita menemukan Whitehead dan Darwin, maka Shadra telah melampaui lebih awal daripada mereka.

Sumber:
Al-Mandari, Mustamin. 2010. Mulla Shadra; Jurnal Islam dan Mistisisme, Yogyakarta : Rausyan Fikr
Kartanegara, Mulyadhi. 2006. Gerbang Kearifan, Jakarta : Lentera Hati
Madjid, Nurcholish. 2008. Islam, Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Paramadina.

Mengenal Mulla Shadra dan Filsafat Hikmah Muta’aliyyah

One Response to Mengenal Mulla Shadra dan Filsafat Hikmah Muta’aliyyah

  1. Ganie, Indra - Bintaro Jaya - Tangerang Selatan, Banten says:

    Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan, antara lain semoga tuhan mempercepat kebangkitan kaum Muslim, memulihkan kejayaan kaum Muslim, melindungi kaum Muslim dari kesesatan – terutama kemurtadan, memberi kaum Muslim tempat yang mulia diakhirat (khususnya para salaf al-shaalih, juga Mullah Shadra (Shadruddin Muhammad), semua leluhur beliau dan semua guru beliau). Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.

    Lebih dan kurang saya mohon maaf. Semoga Allaah SWT selalu mencurahkan kasih sayang kepada kaum Muslim : yang hidup dan yang mati, di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

    Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah

    A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim

    Bismillahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
    Arrahmaanirrahiim
    Maaliki yaumiddiin,
    Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
    Ihdinashirratal mustaqiim,
    Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin

    Aamiin

    Bismillaahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya semuanya.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin. Shalaatan tunjinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal aafaat. Wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaat. Wa tuthahhiruna bihaa min jamii’is-sayyi-aat. Wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaat. Wa tuballighuna bihaa aqshal-ghaayaati min jamii’ilkhairaati fil hayaati wa ba’dal mamaat.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan umatnya, shalawat yang dengannya kami selamat dari semua ketakutan dan bencana, dan Engkau sucikan kami dari semua kejahatan, Engkau angkat kami ke derajat yang tinggi di sisiMu, dan Engkau sampaikan semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebaikan dalam hidup maupun sesudah mati.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa nuuril anwaar. Wa sirril asraar. Wa tiryaqil-aghyaar. Wa miftaahil baabil yasaar. Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-mukhtaari wa aalihil-ath-haari wa ash-haabihil akhyaar. ‘Adada ni’amillaahi wa afdhaalih.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkah atas cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penetral duka, dan pembuka pintu kemudahan, junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, manusia pilihan, juga kepada keluarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karuniaNya.

    Allaahumma shalli shalatan kaamilah. Wa sallim salaaman taamman ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-ladzii tanhallu bihil-‘uqad. Wa tanfariju bihil-kuruub. Wa tuqdhaa bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir-raghaa-ibu wa husnul-khawaatim. Wa yustasqal-ghamaamu biwajhihil-kariim. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi’adadi kulli ma’luumin laka.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan salaam yang sempurna pula, kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, yang dengan beliau itu Engkau lenyapkan kesusahan, Engkau tunaikan segala kebutuhan, dan diperoleh segala keinginan dan akhir hidup yang baik, serta diberi minum dari awan berkat wajahMu yang mulia. Juga kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya dalam setiap kejapan mata dan tarikan nafas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadinil-habiibil-mahbuub. Syaafil ‘ilali wa mufarrijil-kuruub. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi wa baarik wa sallim.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, kekasih dan yang dikasihi, (dengan izin Allah) penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-awwaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-aakhirin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fin-nabiyyiin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-mursaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil mala-il a’laa ilaa yaumid-diin. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang terdahulu. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang kemudian. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para nabi. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para rasul. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para arwah hingga hari kemudian, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ‘adada in’aamillaahi wa ifdhaalih.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya sebanyak jumlah nikmat Allah dan karuniaNya.
    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma’iin.

    Ya Allaah, berilah shalawat serta keselamatan dan keberkahan, untuk junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad SAW dan saudara-saudaranya dari para Nabi dan Rasul, dan istri-istri mereka semua, keluarga mereka, turunan-turunan mereka, dan sahabat-sahabat dari semua Nabi dan Rasul, termasuk Sahabat-Sahabatnya Nabi Muhammad semua dan semua yang terkait dengan Nabi Muhammad SAW.
    Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, dunia, akhirat, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisab.

    Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.
    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu akhir yang baik dan berlindung dari akhir yang buruk.

    Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.

    Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.

    Yaa Allaah, jauhkanlah bencana, wabah, kekejian, kekerasan dan cobaan – yang terlihat maupun tersamar – dari negeri kami khususnya dan dari dunia Muslim umumnya.

    Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.

    Yaa Allaah, hancurkalah musuhmu, musuh agamamu, yaitu orang kafir, bid’ah dan musyrik.

    Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.

    Yaa Allaah, cerai beraikanlah persatuan mereka, goyahkanlah keyakinan mereka.

    Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.

    Yaa Allaah, masukkanlah kami melalui jalan yang benar, keluarkanlah kami melalui jalan yang benar, dan berilah aku kekuasaan yang menolong.

    ——(doa khusus untuk para salaf al-shaalih, juga Mullah Shadra (Shadruddin Muhammad), semua leluhur beliau serta semua guru beliau, semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka).

    ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM

    ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM

    ———————

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ra-uufirrahiim
    Laa ilaaha illallah, subhaanal ghafuurirrahim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kariimil hakiim
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci raja yang maha suci

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha bijaksana

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil wafiyy
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal lathiifil khabiir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ma’buud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuuril waduud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal wakiilil kafiil

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuat lagi maha memenuhi
    Tiada tuhan selain Allaah, yang maha halus lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi yang disembah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha pencinta
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penolong lagi maha pelindung

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar raqiibil hafiizh
    Laa ilaaha illallaah, subhaanad daa-imil qaa-im
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal muhyil mumiit
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil qayyuum
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaaliqil baari’

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengawasi lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menghidupkan lagi mematikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi menjadikan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal mu’minil muhaimin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal habiibisy syahiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haliimil kariim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi tunggal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memberi keamanan lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhanyang maha mencintai lagi maha menyaksikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyantun lagi maha mulia

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil qadiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil aakhir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanazh zhaahiril baathin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril muta-‘aal
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadhil haajat

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang pertama lagi terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang awal dan yang akhir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang nyata lagi yang rahasia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memenuhi semua keperluan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘arsyil ‘azhim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanir rahiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbiyal a’laa
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal burhaanis sulthaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il bashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menguasai singgasana yang besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki bukti kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mendengar lagi maha melihat

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil qahhaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil hakiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ramaanid dayaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril akbar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha besar

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil ‘allaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanasy syaafil kaafi
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil baaqii
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ardhi was samaawaati

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha memeriksa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menyembuhkan lagi mencukupi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha kekal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi esa

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuurisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil mulki wal alakuut
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ‘izzati wal ‘azhamah
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil haibati wal qudrah

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha membalas
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kerajaan bumi dan langit
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempunyai keagungan dan kebesaran
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil kibriyaa-i wal jabaruut
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aalimil ghaiib
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hamidil majiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hakiimil qadiim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kebesaran dan kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menegtahui hal ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha terpuji lagi maha mulia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan ang maha bijaksana lagi maha terdahulu

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadiris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamis salaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikin nashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuasa lagi maha mnutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mendengar lgi maha mengeahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha damai
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha raja lagi maha penolong

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyir rahmaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qariibil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaana waliyyil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shabuuris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaana khaaliqin nuur

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha pengasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha dekat kebaikannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha menguasai kebaikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha penyabar lagi menutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan menciptakan cahaya

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil mu’jiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal faadhilisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil qadim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil jalaalil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaalishil mukhlish

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha utama lagi maha berterima kasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya keluhuran lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha murni lagi memurnikan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shaadiqil wa’di
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haqqil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil quwwatil matiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil ‘aziiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil ladzii laa yamuut

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang benar janjinya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha benar lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya kekuatan lagi maha kokoh.
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha hidup lagi tidak mati

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamil ghuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘uuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘aalamiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanis sattaar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui yang ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan maha menutupi semua cacat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki ampunan lagi dimintai pertolongan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan semesta alam
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih lagi maha menutupi

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahiimil ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil wahhaab
    Laa ilaaha illallaah, subhaana qaadiril muqtadir
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ghufraanil haliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana malikil mulk

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyayang lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha pemurah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yangmaha kuasa lagi maha memberi kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki semua kerajaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal baari-il mushawwir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanallaahi ‘amma yashifun
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal jabbaaril mutakabbir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qudduusis shubbuuh

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi memberi bentuk
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha perkasa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha membangga
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dari apa yang dianggap oleh orang kafir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dalam sosok dan sifat

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil malaa-ikati war ruuh
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil aalaa-I wanna’maa-i
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikil maqshuud
    Laa ilaaha illallaah, subhaana hannaanil mannaan

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan para malaikat dan ruh
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan pemilik tanda-tanda tinggi dan nikmat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan raja yang menjadi tujuan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih dan pemberi

    Laa ilaaha illallaah, sayyidina aadamu ‘alaihis salaam shafiyyullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina nuuhun ‘alaihis salaam najiyyulaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ibraahiimu ‘alaihis salaam khaliilullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ismaa-‘iilu ‘alaihis salaam dzabiihullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina muusaa ‘alaihis salaam kaliimullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam khaliifatullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam ruuhullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana muhammadur rasuulullaah shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam

    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Aadam AS pilihan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Nuuh AS diselamatkan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ibraahiim AS teman dekat Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ismaa-‘iil AS yang disembelih Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Muusaa AS yang diajak bicara oleh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Daawuudu AS khalifah Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina ‘Iisaa AS ruh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah

    Allaahummarhamnaa bibarakati tauraati sayyidina muusaa ‘alaihis salaam wa injiili sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam wa zabuuri sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam wa furqaani sayyidina wa nabiyyina wa maulaana muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, birahmatika yaa arhamar raahimiin, walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.

    Ya Allaah, kasihilah kami dengan berkah Taurat Sayyidina Muusaa AS, Injil Sayyidina ‘Iisaa AS, Zabuur Sayyidina Daawuud AS dan al-Furqaan / al-Qur-an sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah, dengan kasihmu, yang maha penyayang. Dan segala puji bagi Allaah, tuhan semesta.

    Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.

    Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alaihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.

    Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.

    Ya Allaah, jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim tetap dimiliki kaum Muslim. Jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Jadikanlah dunia non Muslim dimiliki kaum Muslim. Jadikanlah musuh Islam ditaklukan orang Islam.

    Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.

    Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

    RABBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHAIRUL WAARITSIN.

    Ya Allah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik-baik dzat yang mewarisi.

    ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.

    Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang

    RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR.

    Ya Rabb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

    Ya Allaah, dengan hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam dan berkah semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam, kami mohon segala hal yang terbaik, segala hal yang terindah bagi semesta – khususnya kami, keluarga kami dan seluruh kaum Muslim.

    Yaa Allaah, dengan segala hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam, berkah semoga selalu tercurah kepada Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, kabulkanlah yaa Allaah segala doaku.

    Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.

    Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka serta masukanlah kami ke surga bersama orang-orang baik.

    Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.

    Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad s.a.w, atas keluarganya, sahabatnya dan umatnya semuanya.

    HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.

    Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

    Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.

    Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

Tinggalkan Komentar