Jika Cinta Rasulullah Saaw Wajib Cinta Kepada Ahlulbayt

Jika Cinta Rasul, Cinta Ahlul Bayt-nya

“Kutinggalkan di tengah kalian dua peninggalanku: Kitabullah, sebagai tali yang terentang dari langit sampai ke bumi, dan keturunanku, ahlul baytku. Dua-duanya itu sungguh tidak akan terpisah hingga saat kembali kepadaku di haudh (telaga di surga).”

Telah sama kita maklumi, Rasulullah adalah nabi utusan Allah SWT kepada seluruh manusia. Keberadaannya merupakan rahmat bagi alam semesta. Ayat Al-Quran secara tegas menyatakan hal tersebut, “Dan kami tidak mengutus engkau (wahai Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiya’: 108). Dialah pula rasul yang paling dicintai oleh Allah dan diberi gelar Al-Habib Al-A`zham (Kekasih yang Teragung).

Dalam ayat lain dikatakan, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS Al-Qalam: 4).

Tak ada yang mengingkari betapa besar jasa yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW. Dengan risalah yang Allah perintahkan untuk disampaikannya, beliau telah menunjukkan jalan yang lurus, telah mengalihkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Beliau telah berjasa membawa umat manusia untuk mengenal Pencipta mereka serta mengabdi dan beribadah kepada-Nya.

Melalui beliaulah kita mengenal apa yang Allah perintahkan dan apa yang Allah larang. Melalui beliau pula kita mengetahui bagaimana cara-cara mendekatkan diri kepada-Nya. Bahkan, bagaimana menjalani kehidupan dalam segala seginya pun, kita dibimbing olehnya. Ya, betapa besar jasa beliau kepada umat manusia.

Seorang yang berakal, dan memiliki perasaan, tentu tak akan mengabaikan begitu saja orang yang telah berjasa kepadanya. Kepada orang yang memberikan pertolongan sedikit saja, hati kecil kita pasti ingin memberikan balasannya. Apalagi kepada orang yang telah memberikan pertolongan tak terkira, yang telah menyelamatkannya sepanjang kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Tentu sangat tak layak untuk mengabaikannya dan tak berterima kasih kepadaya.

Permintaan Nabi

Tetapi bagaimana berterima kasih kepadanya atas dakwahnya kepada umat manusia? Salah satunya adalah memberikan apa yang diminta oleh beliau.

Pertanyaannya, apa yang diminta oleh beliau? Mengenai itu, ayat Al-Quran mengatakan, “Katakanlah, hai Muhammad, ‘Aku tidak minta upah apa pun atas hal itu (yakni dakwah risalah) kecuali cinta kasih dalam (terhadap) keluarga’.” (QS Asy-Syura: 23). Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud keluarga di situ adalah keluarga Nabi (ahlul bayt).

Ahlul bayt Rasulullah SAW adalah orang yang paling dekat dengan beliau, yang secara khusus dicintai, dihormati, dan dipeliharanya. Allah memuliakan mereka dan secara khusus dijaga agar tetap suci dan dijauhkan dari kekejian. Banyak hadits yang menunjukkan kemuliaan mereka dan perintah beliau kepada umatnya untuk mencintai mereka.

Rasulullah sangat mencintai dan menyayangi ahlul baytnya. Ibnu Abbas RA mengatakan, “Aku menyaksikan sendiri selama sembilan bulan, setiap hendak shalat di masjid Rasulullah selalu mengatakan, ‘Assalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sungguh Allah hendak menghapuskan noda dari kalian, wahai ahlul bayt, dan benar-benar hendak menyucikan kalian. Marilah kita shalat. Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada kalian’.” Ucapan salam ini ditujukan kepada keluarga Ali bin Abi Thalib dan Fathimah.

Tidak cukup dengan mengucapkan salam kepada ahlul baytnya, Rasulullah juga mengingatkan, “Kutinggalkan di tengah kalian dua peninggalanku: Kitabullah, sebagai tali yang terentang dari langit sampai ke bumi, dan keturunanku, ahlul baytku. Dua-duanya itu sungguh tidak akan terpisah hingga saat kembali kepadaku di haudh (telaga di surga).”

Selama ini telah banyak muncul beberapa buku dalam bahasa Arab yang berbicara tentang ahlul bayt. Tetapi yang dalam bahasa Indonesia memang belum banyak. Namun, alhamdulillah kini telah bertambah lagi dengan terbitnya buku Rasulullah SAW. Mempunyai Keturunan dan Allah SWT Memuliakannya, ditulis oleh Ir. Sayyid Abdussalam Al-Hinduan, M.B.A.

Hadis Tsaqalain

Beberapa bahasan penting diuraikan dalam buku ini. Pembahasan diawali dengan kisah tentang sikap kaum kafir Quraisy yang mengejek bahwa Rasulullah tidak mempunyai keturunan karena anak laki-lakinya wafat. Kemudian berturut-turut dibahas ihwal dikukuhkannya ahlul bayt Nabi SAW berdasarkan surah Al-Ahzab ayat 33, bernasabnya semua orang kepada ayahnya kecuali anak-anak Fathimah, yaitu Imam Hasan as, Imam Husain as dan keturunan beliau. lalu tentang hadits tsaqalain, yaitu wasiat Nabi SAW bahwa beliau meninggalkan dua perkara berat kepada umatnya, yakni Al-Quran dan keturunannya.

Hadits tsaqalain itu memang berbeda dengan hadits lainnya yang telah sangat terkenal, yaitu bahwa Nabi SAW meninggalkan dua perkara, Al-Quran dan sunnahnya. Kedua hadits itu ada dan masing-masing tidak membatalkan yang lainnya. Bedanya, Hadis Tsaqalain tersebut masih belum banyak diketahui kaum muslimin, padahal tidak kalah pentingnya. Dan hadits itu memang menjadi bagian yang sangat urgen dalam pembahasan tentang keluarga Rasulullah, karena merupakan wasiat beliau.

Bahasan lain yang diuraikan dalam buku ini adalah tentang eksisnya keturunan Nabi SAW hingga hari kiamat, wajibnya mencintai keluarga Rasulullah, arti dan leluhur Bani Alawi, dan beberapa hal lain yang terkait. Dibahas pula tentang peranan keturunan Nabi SAW dalam penyebaran Islam.

Kehadiran buku ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah pengetahuan Islam, terutama bagi para pecinta Rasulullah SAW dan keluarganya. Bagi kaum muslimin, mereka dapat lebih memahami persoalan ini, sehingga dapat menambah kecintaan kepada keluarga dan keturunan beliau. Sedangkan bagi mereka yang tergolong keturunan beliau, dapat memahami tugas dan tanggung jawab mereka yang berat. RIS

Sumber: Majalah Alkisah

4 Responses to Jika Cinta Rasulullah Saaw Wajib Cinta Kepada Ahlulbayt

  1. Alt says:

    Menyimak Akhina…

  2. satu kesatuan yang tak terpisahkan.
    salam kenal.

  3. Anonim says:

    Ahlul bait menurut difinsi AQ termasuk istri-istri nabi. Silahkan baca ulasan di bawah ini

    TAFSIR AL QUR’AN MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG UTUH
    (Mudah-mudahan tulisan ini bermamfaat bagi mereka yang ingin mengali makna AQ secara langsung. Mohon maaf diperlukan kesabaran dan ketelitian dalam memahami tulisan ini)

    AQ ditujukan untuk seluruh umat manusia yang tidak dibatasi waktu. Allah telah sangat sempurna menkreasi AQ. AQ dulunya diturunkan kepada Suku Quraisy pada abad ketujuh Masehi, sehingga makna AQ dipahami bagaimana rasulnya memahaminya. Perubahan situasi dan kondisi masyarakat menyebabkan AQ harus mengalami transformasi makna. Transformasi makna menjadi makna-makna modernitas yang dapat diterima oleh umat manusia sekarang. Adanya dua posisi AQ: “satu kaki” di masa lalu dan “satu kaki” di masa sekarang dan yang akan datang menyebabkan transpormasi makna diperlukan, karena AQ tetaplah berisi kata-kata, kalimat-kalimat, dan ayat-ayat sederhana. Kata-kata yang digunakan berasal dari Bahasa Arab klasik, kata-kata yang dapat dimengerti untuk umat massa itu. Kata-kata dalam Al Qur’an disusun menjadi bahasa yang sederhana. Informasi-informasi atau petunjuk-petunjuk Al Qur’an menjadi petunjuk sederhana. Petunjuk sederhana sangat diperlukan agar apa yang diinginkan Allah di AQ dapat diterima “bulat” oleh pengunanya (umat Islam) sesuai yang diinginkan Allah.
    Ayat-ayat Al Qur’an seharusnya ditafsir berdasarkan Al Qur’an itu sendiri, dengan kekuatan strukturnya. Konteks makna ayat yang dikaitkan dalam keseluruhan Al Qur’an, minimal satu surah, menjadi penting karena konteks seperti inilah yang diinginkan Al Qur’an. Makna satu ayat tidak terlepas dari makna kumpulan ayat (membentuk satu topik), surah, dan Al Faatihah. Pola tafsir yang demikian menghilangkan pertentangan antar ayat. Pengungkapan tafsir satu ayat menjadi pengungkapan satu pernyataan yang tidak bisa dilepaskan dengan makna Al Qur’an secara keseluruhan.
    Makna tafsir ayat-ayat yang dikaitkan dengan keseluruhan Al Qur’an menghilangkan beberapa pernyataan kontradiktif ayat-ayat di Al Qur’an. Kontradiksi-kontrakdiksi yang muncul jika ayat-ayat dilepas dari struktur Al Qur’an, bukan melemahkan makna tetapi menguatkannya. Al Qur’an memaparkan spektrum makna yang sepertinya berbeda tetapi sesungguhnya sangat berhubungan. Beberapa kontradiksi tersebut diuraikan di bawah ini.
    Pertama: Beberapa ayat dinyatakan berulang-ulang (kelompok pertama) yang sepintas lalu terlihat mubazir sementara beberapa ayat sepertinya tidak berhubungan satu sama lain atau berhubungan sangat lemah (kelompok kedua). Kelompok kedua yang mendominasi Al Qur’an menyajikan ayat-ayat yang meloncat-loncat yang “sepertinya” inkoherent (flight of idea) berlawanan dengan kelompok pertama yang “sepertinya” mubazir. Kontradiksinya berulang-ulang dan inkoherent (flight of idea). Berulang-ulangnya ayat-ayat Al Qur’an tidak terlepas dari kemahapengasihan dan kemahapenyayangannya Allah sebagai manipestasi ayat pertama dan ketiga Al Faatihah. Ayat yang diulang-ulang menunjukkan pentingnya pernyataan yang diulang tersebut. Ayat-ayat yang diulang menunjukkan “keinginan kuat” Pencipta terhadap hambanya. Pengulangan sangat diperlukan, untuk memperjelas/mempertegas/membedakan “perihal” yang penting. Banyak ajaran, bahkan di aliran besarpun, yang dianggap pokok-pokok agama berdasarkan ayat-ayat yang dikaburkan, bahkan tidak ada ayatnya sama sekali. Hal ini sangat kontradiktif dengan Al Qur’an, dimana seharusnya pernyataaan yang penting dinyatakan berulang-ulang.
    Loncatan topik pembicaan (flight of idea) baik dalam satu ayat (pada kalimat-kalimat yang menyusunnya) atau satu kelompok ayat ataupun beberapa kelompok ayat sangat diperlukan untuk membuat Al Qur’an menjadi padat. Kalimat penghubung antara kalimat-kalimat dalam satu ayat (bahkan kata-kata dalam satu kalimat, dalam hal ini tidak mengunakan kata yang membantu maksud kalimat), kalimat penghubung ayat-ayat, kalimat/ayat penghubung dua sub topik kelompok ayat tidak diperlukan untuk memperjelas makna sehingga dapat dihilangkan tanpa mengubah makna. Sekelompok kata (kalimat) penghubung bahkan dapat dihilangkan tanpa mengubah makna ayat. Adanya makna yang mengarah ke pengertian tunggal (sedikit bervariasi) dari ayat-ayat Al Qur’an didapatkan setelah melihat keseluruhan teks Al Qur’an sebagai satu kesatuan yang utuh dengan struktur yang sangat rapi. Beberapa contoh ayat-ayat tersebut adalah QS 21: 30 : “Apakah orang-orang kafir tidak memperhatikan bahwa dahulunya bumi dan langit menjadi satu yang padu (fusi) dan dari air Kami jadikan semua makluk hidup”. Kemajuan ilmu pengetahuan memberitahukan bahwa adanya atom primordial (satu yang padu/fusi) merupakan cikal bakal alam semesta lebih menafsir ayat tersebut. “Dari air Kami jadikan semua makluk hidup” ditafsir oleh orang jaman dahulu dengan pengamatan adanya unsur air pada setiap makhluk hidup. Teori terjadinya pembentukan protein awal terjadi di lautan. Protein merupakan cikal bakal zat hidup. Tafsir tersebut lebih sesuai dengan konteks ayat QS 21: 30, karena sebelumnya ayat tersebut bercerita tentang asal usul alam semesta yang berarti asal usul makhluk hidup. QS 4:3 : Dan jika kamu-kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan yatim, maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu-kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu-kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. Ayat ini harus dimaknai susunan kata-katanya dalam artian maknanya jangan dilepaskan persatuannya (perkalimat). Ayat QS 4: 3 inipun jangan dilepas dari ayat QS 4: 2. Sangat jelas solusi dari QS 4: 2, salah satunya menikahinya. Jika dengan menikahinya masih takut berbuat tidak adil maka kawinilah wanita lain. Lagi-lagi ayat ini menjadi sangat jelas nikah lebih dari satu atas dasar istri pertama adalah perempuan yatim. Kalimat selanjutnya memperjelas kehendak Allah, yakni nikah hanya dengan satu orang. Budak yang kamu miliki memperjelas “pembatasan berpoligami” terjadi saat perempuan yatim belum meiliki sistem perlindungan yang kuat dan masih ada perbudakan. Flight of idea dari struktur Al Qur’an menunjukkan antar kalimat sangat berhubungan. Flight of idea bahkan (sepertinya) inkoherent membuat ayat-ayat AQ sangat padat, membentuk cerita/berita/petunjuk yang sangat jelas. Ayat-ayat AQ yang sangat jelas ini, sangat sayang telah dicabik-cabik oleh penjelasan selain AQ (bahkan oleh hadist sekalipun). Ayat-ayat AQ yang sangat jelas ini, sangat sayang telah dikaburkan oleh pendapat-pendapat selain AQ (termasuk oleh para penafsir konvensional).
    Kedua: Ayat-ayat yang sepertinya memiliki makna yang bertentangan. Kontradiksi ini berupa satu/kelompok ayat mengikat atau membebaskan ayat/kelompok ayat lainnya. Satu ayat atau kelompok ayat sangat bersifat kaku terhadap satu topik sementara satu ayat/kelompok ayat dapat terlihat bebas/”liar” terhadap topik yang sama. Kedua ayat/kelompok ayat tersebut disatukan dengan tema surah atau dihubungkan dengan Al Faatihah. Tidak ada yang bertentangan dalam Al Qur’an. Pernyataan-pernyataan kontras dalam AQ, dari ektrim “kiri” (ayat-ayat terlihat kaku) ke ektrim “kanan” (ayat-ayat terlihat bebas), membebaskan tafsir sehingga AQ menginformasi batas-batas tafsir yang harus dijalankan. Contoh ayat-ayat ini adalah ayat menundukkan pandangan dan jangan dekati zina yang tertafsir oleh penafsir konvensional sebagai konsep taaruf yang kaku dengan kisah pertemuan Musa dengan calon istrinya yang membebaskan tafsir taaruf. Konsep taaruf menjadi jelas. Konsep taaruf yang demikian dapat lebih menguatkan ikatan perkawinan monogami.
    Ketiga: Pernyataan Al Qur’an, baik dalam satu ayat atau antar ayat yang berurutan dapat terlihat satu pernyataan yang bersifat umum beralih ke pernyataan selanjutnya yang bersifat khusus atau sebaliknya. Satu pernyataan postulat yang berlaku universal selanjutnya ke contoh kasus, atau sebaliknya. Kalimat yang menghubungkan antara pernyataan pertama ke pernyataan kedua tidak diperlukan, agar Al Qur’an menjadi padat. Contohnya: Penyebutan istri-istri nabi pada QS 33: 33 sebagai pernyataan khusus dibawa untuk diikutkan dalam pernyataan umum, yang berarti istri-istri nabi termasuk juga bagian dari Ahlubait. Jadi Ahlulbait harus didifinisikan dengan mengikutkan istri-istri nabi yang disebutkan sebelumnya. Pernyataan QS 4: 129 “ketidakmampuan berlaku adil (ketika berpoligami) dari para lelaki sebagai pernyataan yang bersifat umum ditindaklanjuti dengan konsukuensi jika dilanggar pada QS 4: 130 “jika keduanya bercerai…” yang terjadi khusus pada satu pasangan pernikahan. Ayat QS 4: 129-130 mengisyaratkan Tuhan membuka pintu perceraian jika lelaki mencoba berpoligami. Sumpah nabi pada QS 66: 1 sebagai satu kejadian pada satu orang (khusus) dibebaskan dengan mengambil pernyatan umum (QS 66: 2) yakni membebaskan sumpah yang berlaku secara umum.
    Keempat: Penggunaan kata ganti orang yang berbeda-beda walaupun subjeknya sama. Pemakaian kata ganti orang dapat dipahami setelah mengetahui Al Qur’an mengunakan format dialog dan menghubungkannya dengan struktur/sistematika kuat Al Qur’an. Di Al Faatihah, pembaca Al Qur’an diwakilkan dengan kata kami (jamak) dan ini akan menjelma menjadi kamu-kamu (jamak) dan mereka di surah-surah lainnya. Nabi Muhammad sendiri, memiliki kedudukan yang unik di Al Qur’an. Nabi di Al Faatihah merupakan bagian dari kami, tetapi dapat terpisah karena ia merupakan “pembawa Al Qur’an” sehingga sebagai “pimpinan” kami. Karena itu penyebutan nabi di Al Qur’an adalah sebagai individu tunggal seperti kamu, dia, malahan aku. Ayat-ayat yang mengatur perkawinan selayaknya ditafsir dengan jelas dengan mengunakan kata ganti orang yang harus sesuai bahasa aslinya (Bahasa Arab). Pengunaan kata kamu (tunggal) dalam menafsir kata kamu-kamu (jamak), mengaburkan makna monogami Al Qur’an.
    Kelima: Kontradiksi penempatan peran nabi di AQ yang sangat bervariasi. Peran nabi dapat dilihat pada pengunaan kata ganti orang yang berbeda untuk nabi: bagian dari kami (di AF), aku, bagian dari kalian, dia, atau namanya sendiri menunjukkan bagaimana Allah memperlakukan nabi di AQ. Hal ini harus ditindak lanjuti oleh umatnya dengan: bagaimana posisi nabi (sunnah/hadistnya) sebagai petunjuk kehidupan. Menelaah posisi nabi sebagai engkau di AQ, sangat jelas bahwa tidak seluruh sunnah/hadist dapat diikuti. Mengunakan secara tepat kata ganti orang ini menghasilkan intrepretasi-intrepetasi yang betul-betul baru terhadap ayat-ayat AQ.
    Keenam: Kontradiksi aneh surah AF yang hanya terdiri 7 ayat yang mendahului surah-surah panjang di AQ. Kontradiksi pengunakan kata ganti orang di AF (sebagai pelaku) dan di AQ (sebagai orang yang diajak bicara/yang dibicarakan). Kontradiksi ini menyebabkan Al Faatihah yang ditaruh di awal AQ berperan penting. AQ tidak terlepas dari AF dan sebaliknya. Ayat pertama AF memiliki makna terluas dan sangat fundamental, sedangkan ayat ketujuh AF merupakan kisah dari langkah (ayat) pertama sampai keenam. Kisah memiliki kekuatan makna tersembunyi dalam menafsir Al Qur’an, yang selama ini terabaikan.
    Ketujuh: Kontradisi susunan teks AQ dengan turunnya ayat dan kontradiktif pengunaan kata-kata yang sederhana yang membangun makna yang “rumit” AQ. Kata-perkata ayat-ayat AQ seharusnya diartikan sederhana. Kata-kata AQ yang sederhana ini membangun keseluruhan AQ (jadi pengertian AQ dapat dipahami walaupun ia telah diterjemahkan ke berbagai bahasa). Kata-kata ini membangun kalimat-kalimat, ayat-ayat, surah-surah, dan AQ itu sendiri membentuk suatu struktur yang sangat kuat menghasilkan suatu sistematika yang unik. Sistematika ini tidak dapat dilihat oleh para penafsir konvensional karena mereka telah menafsir AQ sesuai dengan pendapat-pendapt terdahulu. Keterbatasan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta keterikatan kuat dengan sunnah nabi menyebabkan sistematika kuat AQ tidak diketahui oleh mereka. Sistematika yang unik ini mengarah ke penafsiran baru AQ.
    Susunan AQ (yang membentuk sistematika unik AQ) berupa: 1. Pengunaan kata-kata sederhana pada ayat-ayat AQ. Kata-kata AQ hanya terdiri dari 77.490 kata yang dimergerti orang-orang Quraihsy abad ke-7, sehingga kata-katanya tidak diartikan rumit. Beberapa kata menjadi kata baru bagi orang-orang Quraishy, tetapi AQ akan menjelaskan arti kata itu sendiri. Kata-kata AQ berkaitan erat dengan konsep AQ secara keseluruhan. 2. Kata-kata dalam kalimat ayat (ayat tidak sama dengan kalimat, karena ayat bisa terdiri dari 1 kata, beberapa kata, 1 kalimat, dan beberapa kalimat) berhubungan sangat erat membentuk satu maksud, satu makna. Kata-kata dalam kalimat tidak boleh diartikan berbeda dengan maksud kalimat. 3. Kata-kata dalam kalimat dan kalimat-kalimat dalam satu ayat berhubungan sangat erat membentuk satu makna, tidak boleh dilepas dan dipereteli. 4. Ayat-ayat dalam satu surah sangat berhubungan, tidak boleh dipenggal maknanya. Tidak boleh satu ayat diartikan berlainan dengan ayat sebelum dan sesudahnya. 5. Kelompok ayat-ayat yang membentuk suatu tema, tidak bisa dilepaskan dengan kelompok ayat-ayat sebelum dan sesudahnya sehingga makna ayat-ayat AQ akan terang benderang. 6. Surah merupakan satu kesatuan makna terkecil yang dapat dilepas. Sehingga satu ayat dalam surah tersebut jangan diintrepretasikan yang berlainan dengan maksud keseluruhan surah. 7. Tema surah dibentuk dari subtopik sentral surah dimana ada kata-kata yang menjadi judul surah. Tema subtopik sentral surah menghubungkan dengan tema-tema subtopik-subtopik lainnya sehingga makna surah menjadi kompak. 8. Sistem kontrol Al Faatihah (AF) berperan penting untuk meluruskan, menyaring, memvariasikan, menyempitkan, meluaskan makna-makna ayat yang terbentuk. Ada keterkaitan yang sangat erat antara AQ dengan AF. 9. Aplikasi kisah berperan penting untuk mengetahui makna ayat yang sesungguhnya. Kisah AQ merupakan aplikasi konsep ke dalam bentuk kisah kehidupan orang-orang yang berlaku abadi. 10. Aplikasi sunnah terhadap AQ. Kedudukan sunnah berperan vital setelah AQ. AQ yang sudah jelas (dengan menerapkan prinsip-prinsip nomor 1 sampai 9) teraplikasi dalam tindak tanduk nabi.
    Maka tafsir ayat-ayat AQ terikat kuat dengan keseluruhan Al Qur’an. Tafsir membentuk makna yang dapat berdiri sendiri. Tafsir dapat saja menapikkan adanya latar belakang lainnya, seperti asbabun nuzul, sunnah/hadist, pendapat ulama yang tidak berdasarkan Al Qur’an, dan lain-lain. Asbabun nuzul tidak selalu dapat menafsirkan ayat tertentu, karena satu ayat dapat memiliki beberapa asbabun nuzul dan terikat waktu dan situasi. Sunnah/ hadist harus dipakai sebagai contoh aplikasi Al Qur’an ke kehidupan nabi. Aplikasi Al Qur’an oleh Nabi Muhammad merupakan rujukan satu-satunya yang harus dicontoh.
    Nyatalah bahwa AQ dapat menjelaskan dirinya sendiri. Dan ini sangat sesuai dengan pernyataan-pernyataan AQ itu sendiri.

  4. Ganie, Indra - Bintaro Jaya - Tangerang Selatan, Banten says:

    Sejumlah doa, semoga Allah SWT mengabulkan, antara lain semoga tuhan mempercepat kebangkitan kaum Muslim, memulihkan kejayaan kaum Muslim, melindungi kaum Muslim dari kesesatan – terutama melindungi kaum Muslim dari kemurtadan, memberi kaum Muslim tempat yang mulia diakhirat – terutama mempertemukan kita di surga dengan Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam, juga bertemu dengan keluarga besar beliau, serta bertemu dengan para sahabat beliau. Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.

    Lebih dan kurang saya mohon maaf. Semoga Allaah SWT selalu mencurahkan kasih sayang kepada kaum Muslim : yang hidup dan yang mati, di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

    Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah

    A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim

    Bismillahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
    Arrahmaanirrahiim
    Maaliki yaumiddiin,
    Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
    Ihdinashirratal mustaqiim,
    Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin

    Aamiin

    Bismillaahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya semuanya.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin. Shalaatan tunjinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal aafaat. Wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaat. Wa tuthahhiruna bihaa min jamii’is-sayyi-aat. Wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaat. Wa tuballighuna bihaa aqshal-ghaayaati min jamii’ilkhairaati fil hayaati wa ba’dal mamaat.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan umatnya, shalawat yang dengannya kami selamat dari semua ketakutan dan bencana, dan Engkau sucikan kami dari semua kejahatan, Engkau angkat kami ke derajat yang tinggi di sisiMu, dan Engkau sampaikan semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebaikan dalam hidup maupun sesudah mati.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa nuuril anwaar. Wa sirril asraar. Wa tiryaqil-aghyaar. Wa miftaahil baabil yasaar. Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-mukhtaari wa aalihil-ath-haari wa ash-haabihil akhyaar. ‘Adada ni’amillaahi wa afdhaalih.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkah atas cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penetral duka, dan pembuka pintu kemudahan, junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, manusia pilihan, juga kepada keluarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karuniaNya.

    Allaahumma shalli shalatan kaamilah. Wa sallim salaaman taamman ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-ladzii tanhallu bihil-‘uqad. Wa tanfariju bihil-kuruub. Wa tuqdhaa bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir-raghaa-ibu wa husnul-khawaatim. Wa yustasqal-ghamaamu biwajhihil-kariim. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi’adadi kulli ma’luumin laka.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan salaam yang sempurna pula, kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, yang dengan beliau itu Engkau lenyapkan kesusahan, Engkau tunaikan segala kebutuhan, dan diperoleh segala keinginan dan akhir hidup yang baik, serta diberi minum dari awan berkat wajahMu yang mulia. Juga kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya dalam setiap kejapan mata dan tarikan nafas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadinil-habiibil-mahbuub. Syaafil ‘ilali wa mufarrijil-kuruub. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi wa baarik wa sallim.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, kekasih dan yang dikasihi, (dengan izin Allah) penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-awwaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-aakhirin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fin-nabiyyiin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-mursaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil mala-il a’laa ilaa yaumid-diin. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang terdahulu. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang kemudian. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para nabi. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para rasul. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para arwah hingga hari kemudian, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ‘adada in’aamillaahi wa ifdhaalih.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya sebanyak jumlah nikmat Allah dan karuniaNya.
    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma’iin.

    Ya Allaah, berilah shalawat serta keselamatan dan keberkahan, untuk junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad SAW dan saudara-saudaranya dari para Nabi dan Rasul, dan istri-istri mereka semua, keluarga mereka, turunan-turunan mereka, dan sahabat-sahabat dari semua Nabi dan Rasul, termasuk Sahabat-Sahabatnya Nabi Muhammad semua dan semua yang terkait dengan Nabi Muhammad SAW.
    Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, dunia, akhirat, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisab.

    Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.
    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu akhir yang baik dan berlindung dari akhir yang buruk.

    Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.

    Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.

    Yaa Allaah, jauhkanlah bencana, wabah, kekejian, kekerasan dan cobaan – yang terlihat maupun tersamar – dari negeri kami khususnya dan dari dunia Muslim umumnya.

    Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.

    Yaa Allaah, hancurkalah musuhmu, musuh agamamu, yaitu orang kafir, bid’ah dan musyrik.

    Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.

    Yaa Allaah, cerai beraikanlah persatuan mereka, goyahkanlah keyakinan mereka.

    Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.

    Yaa Allaah, masukkanlah kami melalui jalan yang benar, keluarkanlah kami melalui jalan yang benar, dan berilah aku kekuasaan yang menolong.

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ra-uufirrahiim
    Laa ilaaha illallah, subhaanal ghafuurirrahim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kariimil hakiim
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci raja yang maha suci

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha bijaksana

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil wafiyy
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal lathiifil khabiir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ma’buud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuuril waduud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal wakiilil kafiil

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuat lagi maha memenuhi
    Tiada tuhan selain Allaah, yang maha halus lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi yang disembah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha pencinta
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penolong lagi maha pelindung

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar raqiibil hafiizh
    Laa ilaaha illallaah, subhaanad daa-imil qaa-im
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal muhyil mumiit
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil qayyuum
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaaliqil baari’

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengawasi lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menghidupkan lagi mematikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi menjadikan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal mu’minil muhaimin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal habiibisy syahiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haliimil kariim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi tunggal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memberi keamanan lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhanyang maha mencintai lagi maha menyaksikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyantun lagi maha mulia

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil qadiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil aakhir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanazh zhaahiril baathin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril muta-‘aal
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadhil haajat

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang pertama lagi terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang awal dan yang akhir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang nyata lagi yang rahasia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memenuhi semua keperluan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘arsyil ‘azhim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanir rahiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbiyal a’laa
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal burhaanis sulthaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il bashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menguasai singgasana yang besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki bukti kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mendengar lagi maha melihat

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil qahhaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil hakiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ramaanid dayaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril akbar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha besar

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil ‘allaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanasy syaafil kaafi
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil baaqii
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ardhi was samaawaati

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha memeriksa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menyembuhkan lagi mencukupi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha kekal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi esa

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuurisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil mulki wal alakuut
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ‘izzati wal ‘azhamah
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil haibati wal qudrah

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha membalas
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kerajaan bumi dan langit
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempunyai keagungan dan kebesaran
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil kibriyaa-i wal jabaruut
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aalimil ghaiib
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hamidil majiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hakiimil qadiim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kebesaran dan kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menegtahui hal ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha terpuji lagi maha mulia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan ang maha bijaksana lagi maha terdahulu

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadiris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamis salaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikin nashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuasa lagi maha mnutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mendengar lgi maha mengeahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha damai
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha raja lagi maha penolong

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyir rahmaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qariibil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaana waliyyil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shabuuris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaana khaaliqin nuur

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha pengasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha dekat kebaikannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha menguasai kebaikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha penyabar lagi menutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan menciptakan cahaya

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil mu’jiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal faadhilisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil qadim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil jalaalil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaalishil mukhlish

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha utama lagi maha berterima kasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya keluhuran lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha murni lagi memurnikan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shaadiqil wa’di
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haqqil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil quwwatil matiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil ‘aziiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil ladzii laa yamuut

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang benar janjinya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha benar lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya kekuatan lagi maha kokoh.
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha hidup lagi tidak mati

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamil ghuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘uuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘aalamiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanis sattaar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui yang ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan maha menutupi semua cacat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki ampunan lagi dimintai pertolongan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan semesta alam
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih lagi maha menutupi

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahiimil ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil wahhaab
    Laa ilaaha illallaah, subhaana qaadiril muqtadir
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ghufraanil haliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana malikil mulk

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyayang lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha pemurah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yangmaha kuasa lagi maha memberi kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki semua kerajaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal baari-il mushawwir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanallaahi ‘amma yashifun
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal jabbaaril mutakabbir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qudduusis shubbuuh

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi memberi bentuk
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha perkasa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha membangga
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dari apa yang dianggap oleh orang kafir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dalam sosok dan sifat

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil malaa-ikati war ruuh
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil aalaa-I wanna’maa-i
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikil maqshuud
    Laa ilaaha illallaah, subhaana hannaanil mannaan

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan para malaikat dan ruh
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan pemilik tanda-tanda tinggi dan nikmat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan raja yang menjadi tujuan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih dan pemberi

    Laa ilaaha illallaah, sayyidina aadamu ‘alaihis salaam shafiyyullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina nuuhun ‘alaihis salaam najiyyulaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ibraahiimu ‘alaihis salaam khaliilullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ismaa-‘iilu ‘alaihis salaam dzabiihullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina muusaa ‘alaihis salaam kaliimullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam khaliifatullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam ruuhullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana muhammadur rasuulullaah shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam

    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Aadam AS pilihan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Nuuh AS diselamatkan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ibraahiim AS teman dekat Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ismaa-‘iil AS yang disembelih Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Muusaa AS yang diajak bicara oleh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Daawuudu AS khalifah Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina ‘Iisaa AS ruh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah

    Allaahummarhamnaa bibarakati tauraati sayyidina muusaa ‘alaihis salaam wa injiili sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam wa zabuuri sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam wa furqaani sayyidina wa nabiyyina wa maulaana muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, birahmatika yaa arhamar raahimiin, walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.

    Ya Allaah, kasihilah kami dengan berkah Taurat Sayyidina Muusaa AS, Injil Sayyidina ‘Iisaa AS, Zabuur Sayyidina Daawuud AS dan al-Furqaan / al-Qur-an sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah, dengan kasihmu, yang maha penyayang. Dan segala puji bagi Allaah, tuhan semesta.

    Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.

    Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.

    Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.

    Ya Allaah, jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim tetap dimiliki kaum Muslim. Jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Jadikanlah dunia non Muslim dimiliki kaum Muslim. Jadikanlah musuh Islam ditaklukan orang Islam.

    Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.

    Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

    RABBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHAIRUL WAARITSIN.

    Ya Allah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik-baik dzat yang mewarisi.

    ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.

    Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang

    RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR.

    Ya Rabb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

    Ya Allaah, dengan hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam dan berkah semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam, kami mohon segala hal yang terbaik, segala hal yang terindah bagi semesta – khususnya kami, keluarga kami dan seluruh kaum Muslim.

    Yaa Allaah, dengan segala hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam, berkah semoga selalu tercurah kepada Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, kabulkanlah yaa Allaah segala doaku.

    Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.

    Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka serta masukanlah kami ke surga bersama orang-orang baik.

    Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.

    Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad s.a.w, atas keluarganya, sahabatnya dan umatnya semuanya.

    HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.

    Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

    Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.

    Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

Tinggalkan Komentar